Agpeya dan Iman

Stefanos Ian
3 min readFeb 23, 2024

--

Apa yang dimaksud dengan mereka yang bernyanyi dengan “hati kepada Allah?” Artinya: laksanakanlah pekerjaan ini dengan penuh perhatian, karena orang sepertinya penuh perhatian tetapi bernyanyi dengan sia-sia, oleh karena mengucapkan kata-kata, sedangkan hatinya melayang ke tempat lain. (St.Yohanes Krisostomus)

Gereja suci tidak membedakan atau mengisolasi antara doa kita dan iman kita:

Karena kita percaya kepada Allah, kita berbicara kepada-Nya dalam doa kita. Keyakinan ini terungkap saat kita berdoa dan menggunakan Agpeya yang mencakup berbagai cara untuk mengakui iman kita. Oleh karena itu, jamaah binaan Agpeya senantiasa memperdalam keimanannya kepada Allah melalui doa.

1) Agpeya menuntun kita untuk memproklamirkan Pengakuan Iman sebagai bagian dari doa kita:

Dengan memproklamirkan Pengakuan Iman, kita sedang memberitakan kepada setiap orang yang kita doakan … untuk memastikan bahwa doa kita muncul dari iman yang sehat. Prosedur ini dijalankan dalam semua liturgi kita dan tidak hanya dalam “Doa Sehari-hari”. Demikianlah ini dibacakan setiap kali dupa dinaikkan, serta selama pengamatan masing-masing tujuh misteri Keallahan. Dengan cara ini prinsip-prinsip iman dilahirkan dalam semangat orang yang beribadah. Terlebih lagi, Pengakuan Iman iman didaraskan oleh anak-anak kita di Sekolah Minggu untuk tujuan yang sama.

2) Tata cara yang sama juga dilakukan pada doa jam pertama (utama):

Kita membaca satu bab dari Surat Efesus, di mana kita mengatakan: “Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan” (Ef. 4:5).

3) Dalam Doa Syukur kami menyebutkan hakikat iman kita:

Oleh karena itu, pada awalnya kami mengucapkan: “…Bapa Tuhan, Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.” Kami juga mengulangi ungkapan ini pada saat doa kami. Selain itu, kami menyebutkan bahwa “kemuliaan, kehormatan, kuasa dan penyembahan” adalah karena “Engkau” (Bapa) dengan Dia (Putra) dan “dengan Roh Kudus, pemberi kehidupan dan sehakikat”

4) Kami mengumumkan kepercayaan kami pada Tritunggal Mahakudus dalam beberapa doa:

Jadi dalam doa “Kudus, Kudus, Kudus” kita mengucapkan: “Ya Tritunggal Mahakudus, kasihanilah kami.” Di awal doa kita selalu mengucapkan: “Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus, Allah yang esa. Amin.”

Kami kemudian berdoa kepada setiap Tritunggal Mahakudus secara terpisah: kepada Bapa Pantocrator pada jam keenam dan kesembilan, serta di bagian lain; dan kepada Roh Kudus dalam doa jam ketiga.

5) Ketika doa kita dibantu oleh Agpeya, kita mengungkapkan keyakinan dan iman kita kepada Tuhan kita Yesus Kristus:

Kami menegaskan bahwa Dia lahir dari Perawan, disalibkan demi kita, bangkit dari kematian dan naik ke surga. dialah Yang Mahakudus dan Mahakuasa… Yang Abadi [Trisagion]: dengan demikian kita memperingati kehadiran, keilahian, dan inkarnasi-Nya yang kekal. Dalam Injil jam pertama kita memuliakan Dia sebagai Pencipta alam semesta. Kami menegaskan bahwa Dialah yang menanggung segala dosa dunia, dan bahwa Dialah Terang Sejati, Juru Selamat, dan Sabda Kudus (Logos). Kami juga menunjukkan imamat-Nya “menurut peraturan Melkisedek” (Mzm. 110). Kita mengingatkan diri kita akan kedatangan-Nya yang kedua dalam doa keperkasaan.

6) Agpeya membantu kita mengungkapkan keyakinan kita kepada Perawan Suci:

Oleh karena itu kami selalu menyatakan bahwa dia adalah “Ya Perawan Maria”, “Bunda Allah yang Kudus (Theotokos)”, “sang pembela umat manusia yang terpercaya”, “bersyafaatlah bagi kami di hadapan Kristus yang engkau lahirkan.”

7) Doa dibantu Agpeya menekankan persekutuan kita dengan para malaikat:

Kami ikut bersama mereka dalam memuji Allah, dan kami memperingati lagu mereka yang mengumumkan kelahiran Kristus. Selain itu, kami berharap agar kami dapat “liputilah kami dengan Malaikat-Mu yang kudus supaya kami dituntun dan dijaga oleh mereka, untuk mencapai kesatuan iman dan pengetahuan mengenai kemuliaan-Mu yang melampaui pikiran dan yang abadi.”

8) Agpeya kaya akan keyakinan kami mengenai syafaat:

Namun, ada penekanan khusus pada perantaraan Perawan Suci Maria dan para malaikat.

Fakta-fakta iman kita seperti yang diilustrasikan dalam Agpeya atau Kitab Jam memerlukan penelitian yang mendalam. Namun, kami tidak bisa membahas semuanya dalam artikel ini.

Sumber: Gereja Ortodoks Koptik

--

--

Stefanos Ian

A servant Subdeacon Stefanos from the Coptic Orthodox Church Yogyakarta. I am a writer, scholar, & social worker.