Bukti Akan Kebangkitan (Part 2)

“…Sekarang karena kalian merayakan Paskah yang suci, saudara-saudara, kalian harus tahu apa itu Paskah. Paskah berarti yang sudah lewat, dan maka itulah perayaan Paskah disebut dengan nama ini. Pertama-tama anak-anak Israel keluar dari Mesir, dan yang terkemudian Anak Allah menyeberang dari dunia ini kepada Bapa-Nya. Apa untungnya kalian merayakannya jikalau meniru Dia yang kamu sembah saja tidak pernah mau; maka kamu tidak pernah menyeberang dari Mesir, yaitu dari kegelapan (dari perbuatan jahatmu), menuju terang kebajikan, dan dari cinta dunia ini kepada cinta sejati di rumah surgawimu?”
St Ambrose dari Milan — “Hari Minggu Kebangkitan”

Stefanos Ian
14 min readMay 8, 2022

Tulisan dibawah ini adalah terjemahan dari The Evidence for The Resurrection (2009)”. Artikel dengan lisensi terbuka untuk direproduksi tanpa pengubahan. Diterjemahkan oleh Stephanos.

Dia yang ada dalam palungan & KuburNya yang Kosong

Di Part 1, telah dituliskan bagaimana menegaskan kembali mengingat bukti akan kebangkitanNya, yaitu didasari lima hal ini:

  1. Penyiksaan yang sangat kejam
  2. Kubur yang kosong
  3. Penampakan Tuhan Yesus
  4. Transformasi Para Rasul
  5. Perubahan Sikap Skeptis

3. Penampakan Tuhan Yesus

Seperti yang dinyatakan sebelumnya, Yesus berkata dalam Yohanes 2:19–21, “‘Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.’…tetapi Kristus sebenarnya sedang berbicara tentang bait tubuh-Nya.”

Maka harus ditunjukkan bahwa ada korelasi satu-satu antara tubuh yang mati dan tubuh yang dibangkitkan. Ketika kita mati dan akhirnya dibangkitkan, itu masih kita, kita masih dapat dikenali seperti Yesus, tetapi itu adalah tubuh yang diperbaharui dalam kemuliaan.

Kita tahu itu adalah tubuh yang sama berdasarkan Yohanes 20:27 ketika Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya dan memberi tahu Thomas secara khusus untuk “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Kristus memperlihatkan tubuh-Nya yang sama, dan yang membedakannya itu adalah tubuh dalam kemuliaan (yang tidak akan mengenal “maut”).

Salah satu bukti terkuat kebangkitan Yesus Kristus adalah penampakan fisik selama 40 hari setelah kebangkitan-Nya.

St. Paulus menuliskan dalam suratnya 1 Korintus 15:1–8, di dalamnya ada sebuah pernyataan iman
…. Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.

Diyakini pengakuan iman yang sederhana ini berkembang beberapa tahun kemudian waktu setelah kebangkitan Yesus Kristus.

“Banyak cendekiawan berpendapat bahwa St. Paulus menerimanya dari St. Petrus dan St. Yakobus saat mengunjungi mereka di Yerusalem tiga tahun setelah pertobatannya. Jika demikian, waktu St. Paulus mempelajarinya ini lima tahun setelah penyaliban Tuhan Yesus dan dari para murid itu sendiri.” [23] (penekanan ditambahkan)

Hal ini sangat penting karena fakta para murid tidak membantah pernyataan itu, tetapi itu dikatakan salah; Juga kemudian, banyak saksi-saksi disebutkan dalam ayat-ayat selanjutnya, tetapi dibantahkan pernyataan itu, jika dan dikatakan tidak benar:

  • 1 Korintus 15:6, “Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.

Lee Strobel dan Dr. Gary Habermas membahas pentingnya ini
ayat dalam hal kebangkitan Kristus: [24]

  1. Meskipun hanya dilaporkan dalam satu sumber, itu terjadi begitu saja
    menjadi bagian yang paling awal dan paling otentik dari semuanya.
  2. St. Paulus ketika itu masih berhubungan dekat atau mengetahui orang-orang dari kelima ratus orang yang menjadi saksi, dia tahu beberapa “dari mereka” yang sebagian besar masih hidup, dan yang lain telah meninggal.”

Dr. Habermas berkata, “Sekarang, berdiam sejenak, dan renungkanlah: Apakah Anda tidak akan pernah memasukkan perkataan ini, ketika Anda benar-benar yakin bahwa orang-orang ini akan mengkonfirmasi bahwa mereka benar-benar melihat Yesus hidup? Dalam hal ini, St. Paulus mengundang Anda memeriksanya sendiri! Dia tidak akan mengatakan hal ini jika dia tidak tahu, bahwa mereka akan mendukungnya.

Dan akhirnya, St. Paulus berkata bahwa Tuhan Yesus dilihat oleh Yakobus dan oleh dirinya sendiri.

  • 1 Korintus 15:7–8, “Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.

Pengakuan Iman 1 Korintus 15:1–8 yang baru saja kita lihat, berkembang dalam beberapa tahun setelah penyaliban dan kebangkitan Tuhan Yesus, menjadikan sebuah bukti yang sangat penting tentang kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Juga hal ini dituliskan dalam Injil dan Kisah Para Rasul.

Dalam Injil dan Kisah Para Rasul, kita memiliki kisah tentang Tuhan Yesus yang muncul selama beberapa minggu di lokasi yang berbeda. Terkadang di dalam ruangan terkadang di luar ruangan; kepada St. Yohanes secara khusus percaya secara langsung, dan kepada Tomas yang diawali dengan skeptis dan sulit untuk percaya.

Tapi perlihatkan adalah sungguh Dia memperlihatkan diriNya. Bukan pandangan mistis atau melihat bayangan seseorang, atau seperti melihat Tuhan Yesus dari kejauhan yang cahayanya menyilaukan dan Anda segera menutup mata…

Tuhan Yesus selama 40 hari

Tuhan Yesus juga berbicara kepada orang-orang ini, Dia berinteraksi dan bahkan makan bersama kedua murid-Nya (Lukas 24:42, 43). Ini adalah Tuhan Yesus yang sangat dekat dan sangat pribadi. Pertimbangkan bahwa Tuhan Yesus juga menampakkan selama 40 hari itu kepada:

  • Maria Magdalena (Yohanes 20:14)
  • Maria yang lain (Matius 28:1, 9–10)
  • Suami Maria yang lain Kleopas, dan kedua orang murid yang dalam perjalanan Emaus (Lukas 24:13–27)
  • Murid-murid-Nya (Lukas 24:36–53)
  • Murid-murid-Nya tanpa kehadiran Thomas (Yohanes 20:19–24)
  • Murid-murid-Nya yang lain bersama Thomas (Yohanes 20:26–29)
  • Tujuh murid lainnya di Danau Tiberias (Yohanes 21:1–14)
  • Kesebelas muridNya (Matius 28:16–20)
  • Bersama-sama murid-Nya di bukit Zaitun ketika hari kenaikanNya (Lukas 24:50–52 dan Kisah 1:4–9)

Jadi, kebangkitan Tuhan Yesus tidak hanya dicatat bagi kita dalam Injil, tetapi juga diajarkan dalam Kisah Para Rasul.

Perhatikan ayat-ayat berikut:

  • St. Petrus berkotbah, “Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi” (Kisah 2:32)
  • St. Petrus juga kepada “anak-anak Israel” berkata, “Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, … Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; b dan tentang hal itu kami adalah saksi.” (Kisah 3;14–15)
  • St. Petrus meneguhkan Kornelius, “ Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati.” (Kisah 10:40–41)
  • St. Paulus berkotbah, “Dan selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini” (Kisah 13:31)

Intinya begini, banyak saksi kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, tidak hanya mencengangkan melalui sebuah kejadian, tetapi mereka saksi yang kredibel, mereka juga bersaksi di pengadilan sebagai menyatakan bukti otentik. Pertimbangkan hal berikut:

“Jika Anda memanggil masing-masing saksi ke pengadilan untuk pemeriksaan silang kasus, dan masing-masing diberi waktu hanya lima belas menit. Selama waktu itu Anda bekerja sepanjang waktu tanpa beristirahat dimulai dari waktu sarapan Senin pagi, sampai makan pada di hari Jumat malam, hanya demi mendengar dari mereka semua. Setelah mendengarkan kesaksian-kesaksian dari saksi mata itu selama 129 jam berturut-turut, siapakah jika pergi meninggalkannya berakhir tanpa keyakinan?” [25]

Ada banyak saksi-saksi yang bisa dipercaya, melalui banyak kejadian-kejadian yang menguatkan, dan lebih banyak lagi jika melihat detil pertanyaan-pernyataan yang berulang-ulang, dan yang tertulis dalam Alkitab tentang kebangkitan Yesus Kristus.

4. Transformasi Para Rasul

Dampak besar apakah dari kebangkitan Tuhan kepada kehidupan mereka? Transformasi apakah yang mereka dapatkan?

Ketika mengalmai pencobaan, penyaliban, dan bahkan setelah kematian Tuhan Yesus, kita dapat melihat para murid putus asa, tertekan, dan bahkan takut. Orang-orang ini bahkan tercatat bersembunyi di sebuah ruangan setelah kematian Tuhan Yesus.

  • Kita membaca bahwa pada saat Tuhan Yesus ditangkap, “semua murid meninggalkan Dia dan melarikan diri.” (Matius 26:56, Markus 14:50)
  • Simon Peter merasa takut dan menjadi pengecut dan menyangkali Tuhan Yesus tiga kali, ketika seorang hamba perempuan mengatakan “Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus orang Galilea itu”. (Matius 26:69–75)
  • Murid-murid lainnya bersembunyi didalam rumah dengan pintu tertutup “karena takut akan orang-orang Yahudi.” (Yohanes 20:19)

Jelas bahwa orang-orang ini, yang telah berjalan bersama Yesus selama tiga tahun, tidak menyangka bahwa Mesias mereka akan mati, apalagi disalibkan di atas kayu salib. Terlebih mereka tahu akan firman, bahwa “siapa pun yang disalibkan adalah terkutuk oleh Allah” (Ul. 21:23; Gal. 3:13), dan “Mesias tidak akan menderita kematian.” [26]

Namun, seketika waktu setelahnya, para murid melihat kebangkitan fisik Tuhan Yesus, mereka bukan lagi orang-orang ketakutan yang bersembunyi di balik pintu tertutup seperti waktu sebelumnya. Orang-orang ini menjadi percaya bahwa mereka telah melihat Tuhan Yesus Kristus dibangkitkan dari kematian berdampak besar kepada hidup mereka, sehingga mengubah mereka menjadi orang-orang pemberani memberitakan Injil sampai ke ujung bumi.

Orang-orang ini melepaskan identitas sosiologis dan teologis dan mereka dengan tulus percaya karena telah melihat Tuhan Yesus yang dibangkitkan dari kematian, sehingga mereka pun berani mati dan menjadi martir karena keyakinan yang sungguh, yaitu Tuhan Yesus Kristus telah dibangkitkan dari kematian.

Membohongi Kemartiran Memperburuk Keadaan

Lee Strobel mengatakannya seperti ini, “Jika seseorang berani mati demi keyakinan agama itu oleh karena ketulusan percaya mereka bahwa itu benar, tetapi seseorang tidak akan berani mati demi keyakinan agama jika mereka tahu keyakinan mereka salah.” [27]

Mari kita lihat beberapa kematian para rasul.

Para rasul dipaksa harus mengakui kesalahan karena mereka telah mencuri tubuh atau mengada-ada. Yang diharapkan hanyalah sebuah perkataan, “baik, baik, saya selama ini hanya bercanda, saya telah mengarang semuanya.” Tetapi inilah yang terjadi dengan mereka

  • St Petrus disalibkan terbalik, dan bersamaan menyaksikan penyaliban istrinya. Kata-kata terakhirnya kepada istrinya dicatat, “Ya Tuhan, ingatlah Aku.
  • St Andreas disalibkan di salib berbentuk X. Dia diikat tidak dipaku, tujuannya untuk memperpanjang penderitaan.
  • St Yakobus saudara Tuhan Yesus, pertama-tama dibawa ke bumbungan bait Allah, kemudian dilemparkan, tetapi karena tidak mati, Ia kemudian dirajam sampai mati dan merupakan satu-satunya rasul yang kemartiran sebenarnya dicatat bagi kita dalam Kitab Suci (Kisah Para Rasul 12:1–3).
  • St Filipus dirajam sampai mati oleh sebagian besar akun di Asia Kecil.
  • St Thomas dikatakan dimakamkan di India setelah dibunuh oleh tombak ketika menyebarkan Injil.
  • St Matius dipenggal di Ethiopia.
  • St Bartholomeus (Nathaniel) disalibkan sekitar tahun 68 M.
  • St Yudas (Thaddaeus) terbunuh oleh serangan panah.
  • St Yakobus saudara Yohanes dipenggal.
  • St Simon orang Zelot tubuhnya digergaji menjadi dua bagian oleh karena memberitakan Yesus.
  • St Yohanes satu-satunya murid yang mati tua.

Fakta yang membuktikan bahwa:

  1. Semua murid takut, bingung, takut dan melarikan diri setelah Tuhan Yesus disalibkan.
  2. Semua murid melihat Tuhan Yesus bangkit secara fisik.
  3. Semua murid diubah secara radikal dan diberdayakan untuk menyebarkan Kabar Baik tentang kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
  4. Semua murid (kecuali St Yohanes) mengalami disiksa mati dengan mengerikan oleh karena Tuhan Yesus Kristus. Tetapi hidup mereka demi kemajuan Gereja.

Mereka percaya bahwa mereka benar-benar melihat Tuhan Yesus dibangkitkan dan itu mengubah hidup mereka selamanya.

Tuhan Yesus berkata kepada murid-muridnya di Kisah 1:8,

  • Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.

Kata kuasa disini dalam bahasa Yunani Koine ‘δυναμις’ — (Inggris: dynamic / bahasa: dinamis) sebagai perlengkapan pelayanan dalam wujud “kekuatan oleh mujizat, kecakapan, kelimpahan, keperkasaan dan daya tahan.”

Dari sinilah kata “dinamit” berasal.
Sebagai orang percaya, kita bisa memiliki dinamit rohani berupa karunia Roh, untuk pemenuhan pelayanan, persekutuan dan kesaksian kita kepada dunia.

Intinya adalah bahwa orang-orang ini yang telah melihat dengan mata, menyaksikan, dan meraba dengan tangan, beroleh persekutuan (makan-minum) bersama Kristus yang hidup dan telah bangkit secara fisik, membawa perubahan total 180 derajat kehidupan mereka dari murid-murid yang melarikan diri, menjadi rasul-rasul yang percaya, yang mati demi menyebarkan Kabar Baik dari Tuhan Yesus Kristus.

5. Perubahan Sikap Skeptis

Jika kita jujur satu sama lain, kita sendiri pastilah pernah bersikap skeptis, atau mungkin masih sampai hari ini. Bersikap skeptis tidaklah salah, jika kita tidak mengenal skeptis kita bisa ditipu oleh setiap jenis penipuan atau orang-orang penipu.

Tuhan Allah juga berkata di Yesaya 1:18, “Mari kita bereskan perkara ini.

  • Kata perkara [Ibrani: yakah] berarti “berdebat, meyakinkan, mengoreksi, memohon, bernalar (bersama-sama).”
  • Kata “perkara” (yakah) adalah istilah hukum yang digunakan untuk berdebat, meyakinkan, atau memutuskan suatu perkara di pengadilan. Orang-orang harus diyakinkan oleh argumentasi mereka dengan Tuhan bahwa Dia benar dan mereka salah tentang kondisi mereka

Mari kita lihat dua orang yang skeptis terhadap klaim Yesus, dan bagaimana mereka “diyakinkan” dan akhirnya menjadi dua pendukung terkuat-Nya:

St Yakobus Saudara Yesus

St Yakobus adalah saudara tiri Tuhan Yesus, anak Heli, istri dari Yusuf sebelum Maria, awalnya ia tidak percaya kepada Yesus selama PelayananNya di dunia. Ada saudara-saudaranya yang lain pun banyak menolak Dia, seperti saudara Tuhan Yesus, bernama Yakobus yang ibunya Maria yang lain, Istri Klopas yaitu: Yusuf, Simon dan Yudas, dan saudara perempuan lainnya. (Matius 13:55–56; Markus 6:3–4)

  • Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi. (Markus 3:21)
  • Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” (Markus 6:3–4)
  • Sebab saudara-saudara-Nya sendiripun tidak percaya kepada-Nya” (Yohanes 7:5)

Bahkan Josephus, sejarawan Yahudi dari abad pertama menyebutkan, “saudara Yesus yang disebut Kristus, yang bernama Yakobus.” [29]

Kita juga mendengar dari St Yakobus, disaksikan St. Paulus di 1 Korintus 15:7

  • Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.

Kita bisa melihat bahwa Yakobus adalah Uskup Gereja Yerusalem:

  • Dalam Kisah Para Rasul 15, kita membaca tentang adanya orang-orang yang ingin menerapkan sunat Musa di Gereja (Kisah Para Rasul 15:5), selain menaruh iman mereka kepada Yesus Kristus.
    Paulus, Barnabas dan Petrus menghadapi masalah ini dengan berbicara di hadapan konsili di Yerusalem dan dihadapan Yakobus, dan membuat rekomendasi berikut dalam Kisah Para Rasul 15:19:
    Sebab itu aku (Yakobus) berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah, tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah.”

Juga ada kesaksian Hegesippus (110–180 M), seorang sejarawan dan penulis Kristen abad kedua:

  • Yakobus, saudara laki-laki Tuhan, memimpin pemerintahan
    Gereja dalam hubungannya dengan kerasulan. Dia seorang yang adil
    oleh semua dari zaman penyelamat kita sampai hari ini…
    ” [30]

Kita dapat menyimpulkan bahwa ketika Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya di bumi, Yakobus saudara tua, dan berpikir bahwa Yesus “tidak waras” dan “Ia tidak percaya kepada-Nya” sampai dia melihat kebangkitanNya.

Setelah melihat Tuhan bangkit seperti yang dikatakan Paulus, dituliskan dalam Korintus 15:7, Yakobus dipilih oleh rasul-rasul untuk pemimpin Gereja Yerusalem sebagai penghormatan.

Tidak diragukan lagi bahwa Yakobus adalah seorang skeptis yang setelah melihat Tuhan yang bangkit menjadi percaya kepada Yesus Kristus sebagai Mesias dan Juruselamatnya.

Sejarawan Josephus memberi tahu kita, bahwa Yakobus dirajam sampai mati karena percaya kepada Tuhan Yesus.

Saulus dari Tarsus (St Paulus)

Saulus dari Tarsus, yang kemudian dikenal sebagai rasul Paulus, adalah seorang Yahudi dan Farisi yang taat melalui pelatihan dan pendidikan.

Saulus sangat membenci apapun yang berhubungan dengan Kekristenan karena dia percaya bahwa itu tidak setia dan mengganggu tradisi orang-orang Yahudi.

Kisah 9:1–2 dikatakan “Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. …. ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.

Adakah cara yang lebih baik untuk memberi tahu Saulus tentang kesaksiannya sendiri, membiarkan dia berbicara sendiri tentang warisan Yahudinya, dan penganiayaan terhadap gereja:

  • Aku disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat (Filipi 3:4–7).
  • Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini. (Kisah 22:3)

Saulus juga mengakui ekstremismenya terhadap gereja Tuhan:

  • Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. (1 Korintus 15:9)
  • Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya (Galatia 1:13)
  • Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya. (Galatia 1:23)

Perhatikan, bagaimana mungkin Saulus, seorang Farisi yang terlatih dan terdidik, yang ditetapkan dan diajarkan dalam hukum Yahudi, bisa berubah 180 derajat dan bukannya memburu Gereja Tuhan, tetapi menjadi salah satu Gereja Tuhan?

Kisah 9:1–19 menceritakan perubahan Saulus menjadi Paulus ketika perjalanannya ke Damsyik, dalam hal ini ada 2 hal penting:

  1. Tuhan berbicara kepada Saulus (Kisah 9:4)
  2. Tuhan menampakan kepada Saulus
  • Bertemu Ananias (Kisah 9:17)
  • Kisah 22:14,15, “Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar.
  • Kisah 26:16, “Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti.
  • 1 Korintus 9:1, “aku telah melihat Yesus, Tuhan kita
  • 1 Korintus 15:8, “Ia menampakkan diri juga kepadaku

Disimpulkan bahwa penampakan Tuhan yang bangkit haruslah meyakinkan, Saulus dari Tarsus bahwa Yesus memang bangkit dari kubur pada hari ketiga seperti yang Dia nubuatkan.

Ini menjadi penting karena Tuhan Yesus menampakkan diri secara langsung kepada Paulus dan itu bukan hanya kesaksian dari tangan kedua oleh orang lain. Ini tentu saja berarti bahwa kita memiliki sumber-sumber primer (yaitu tulisan-tulisan Paulus dalam Perjanjian Baru) dan bukan saja sumber-sumber sekunder (atau orang lain menceritakan, atau tahu seseorang yang kemudian memberi tahu Paulus bahwa mereka telah melihat Tuhan yang telah bangkit).

Perhatikan, Siksaan Fatal, Makam Kosong, Penampilan
Kristus, Transformasi Murid, dan Bukti Pertobatan Skeptis, kita harus dapat lebih yakin dan beristirahat di dalam FAKTA bahwa Tuhan Yesus Kristus dibangkitkan dari kematian pada hari ketiga seperti yang Dia janjikan…dan Tuhan tidak berbohong (Bilangan 23:19; 1 Samuel 15:29; Yohanes 17:17).

Paulus kecil berkata:

“Jika para wanita, para murid, orang Romawi, dan orang-orang Yahudi semuanya pergi ke kubur yang salah, satu hal yang pasti: ‘mereka akan ketemu Yusuf dari Arimatea terlebih dahulu, ia adalah pemilik kubur, masalah itu akan terpecahkan.’’ [31]

Penutup

Sebagai orang Kristen, kami percaya pada kebangkitan tubuh fisik Yesus Kristus seperti yang diajarkan oleh Alkitab, dan percaya akan Penghakiman Terakhir.

Seperti yang dikatakan Dr. Norman Geisler, dekan dan profesor teologi dan apologetika di Southern Evangelical Seminary:

“Jika Kristus tidak bangkit dalam tubuh fisik yang sama yang ditempatkan di kubur, maka kebangkitan kehilangan nilainya sebagai bukti bukti yang menyatakan sebagai Ia adalah Allah (Yohanes 8:58; 10:30).

Kebangkitan itu akhirnya tidak dapat membuktikan Yesus sebagai Allah, maka Dia harus dibangkitkan dalam tubuh yang disalibkan itu juga. Tubuh itu adalah tubuh fisik yang literal.

Atau, jikapun Yesus bangkit dalam tubuh material lain, yang tidak ada cara untuk diverifikasi, maka kebangkitan-Nya itu pun hanya akan menjadi kebangkitan yang tanpa nilai historis.” [32]

Keyakinan ini sangat penting dalam iman Kristen karena jika Tuhan Yesus tidak secara fisik bangkit dari kematian, penyaliban-Nya akan menjadi akhir kehidupan. Para murid akan pergi ke jalan mereka masing-masing, dan nama Tuhan Yesus sudah terhilang dari lampaunya, karena Dia hanya sebagai manusia biasa yang mengaku sebagai Allah, dan tubuhnya harus masih di dalam kubur.

Hidup Kekristenan bergantung pada bukti Kebangkitan Yesus Kristus.

“Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.” (1 Korintus 15:12–14, 17, 19)

CHRIST IS RISEN, TRULY HE IS RISEN
Christós Anésti, ALITHOS Anésti
Χριστός Ανέστη, ΑΛΗΘΩΣ Ανέστη

Referensi:

23. Gary R. Habermas and Michael R. Licona, The Case for the Resurrection of Jesus (Grand Rapids, MI: Kregel Publications, 2004), pg. 52–53

24. Lee Strobel, The Case For Christ (Grand Rapids, MI: Zondervan, 1998), pg. 231–232

25. Ibid, p. 237

26. Ibid, p. 246

27. Ibid, p. 247

28. The Bible Knowledge Commentary (Colorado Springs, CO: Cook Communications, 2004), p. 1036

29.Gary R. Habermas and Michael R. Licona, The Case for the Resurrection of Jesus (Grand Rapids, MI: Kregel Publications, 2004), p. 67

30. Ibid, p. 67

31. Josh McDowell, The New Evidence that Demands a Verdict (Nashville, TN: Thomas Nelson Publishers, 1999), p. 280 quoting Paul Little.

32. Josh McDowell, The New Evidence that Demands a Verdict (Nashville, TN: Thomas Nelson Publishers, 1999), p. 204 quoting Norman L. Geisler.

--

--

Stefanos Ian
Stefanos Ian

Written by Stefanos Ian

In the Name of Father, Son And Holy Spirit, One God. Amin. I am a Subdeacon Stefanos a servant from the Coptic Orthodox Church in Yogyakarta Parish.

No responses yet