Gereja Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik

Stefanos Ian
9 min readJan 13, 2022

--

“Tidak seorang pun dapat memiliki Allah untuk Bapanya, tetapi tidak memiliki Gereja untuk ibunya.”
St. Cyprianus dari Kartagena

Penerus Rasuli Gereja Kudus Berkumpul di Vatikan

Gereja satu Kudus, Katolik dan Apostolik didasari dari Efesus 4:4–6, “satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

Hanya Gereja Kudus akan memiliki:

  • Satu Tubuh
  • Satu Roh
  • Satu Pengharapan
  • Satu Tuhan
  • Satu Iman
  • Satu Baptisan
  • Satu Allah dan Bapa

Gereja Kudus tidak dipengaruhi oleh Alam Maut (Dunia)

Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya (Matius 16:18)

Gereja itu Satu.

Mengapa?

  • Tidak dapat dibagi, sama seperti Kristus yang tidak terpecah-pecah
  • Ditetapkan oleh Allah, Dikenal oleh Allah, Ditakdirkan oleh Allah, Dipanggil oleh Allah,
    melalui Kelahiran kembali/Penebusan oleh Allah, Pembenaran oleh Allah, Pensucian oleh Allah, Pelestarian oleh Allah, Dimuliakan oleh Allah.
  • Satu Tubuh Kristus, dulu, sekarang dan yang akan datang.

Melalui doa Tuhan Yesus yang mengharapkan para muridNya menjadi satu denganNya, tetapi hal ini bukanlah sekedar hal yang dilatih, atau diangan-angan dalam pikiran. Terlebih sebuah sesuatu perintah agar pengikutNya bekerja keras untuk melestarikan persatuannya.

Gereja adalah Komunitas Orang Percaya Yang Satu Iman, Satu Ajaran

Aristoteles, sang filsuf hebat, dia seorang pagan pernah berkata, “bahwa pernah dia lihat bahwa sebuah komunitas terdiri dari orang-orang, bisa mempercayai satu hal yang sama.”

Gereja adalah perkumpulan atau komunitas, tetapi bukan sekedar komunitas atau kumpulan orang-orang. Ekklesiates (Gereja) berarti perkumpulan di dalam kesamaan dan kesatuan. Gereja harus memiliki satu kesatuan yang sama, karena memiliki Iman yang sama. St Agustinus mengatakan “komunitas terdiri dari orang-orang yang mencintai Allah dalam satu Iman yang sama.” Gereja adalah satu kesatuan karena mengasihi Yesus dan melakukan perbuatan dalam kasih sama seperti dengan yang Dia telah ajarkan.

Gereja bukanlah buatan Mr. A, Mr. B, Mr. C

Gereja bukan ciptaan manusia, atau tidak boleh dibuat oleh “seseorang” (manusia). Jika seorang manusia bisa membuatnya maka Gereja tidak sempurna. Meskipun hari ini bisa kita melihat banyak gereja-gereja dibuat oleh orang-orang, perhatikanlah, apa tidak berbeda gereja dan politik (seperti bisa mendirikan partai baru). Gereja yang dibuat manusia ini bisa saja menyatu, dengan dibuatnya organisasi denominasi, dan diberkati para pendeta-pendetanya, bahkan bisa terjadi intra-komuni.

Kesatuan Gereja bukan sesuatu yang dikembangkan untuk menyatu. Tetapi Kesatuan Gereja adalah Satu Sang Firman itu sendiri, Dia yang menciptakan dan Dia yang menyempurnakan. Dia adalah sang Allah yang sempurna, sehingga Gereja itu tercipta (Kejadian 2:24) menjadi satu denganNya, oleh karena Dia yang melakukannya sendiri dan Gereja itu sempurna di bumi dan di sorga.

Gereja itu Satu, tetapi kita (manusia) berbeda-beda.

Ketika kita menempatkan diri kita dihadapan Gereja sering kali berhadapan dengan suka/tidak suka terlebih dibuat pro dan kontra terhadap faktor-faktor ajaran teologis yang dikembangkan. Jika dengan demikian maka kita pun dihadapan Kristus kita sedang membuat Dia terpecah-pecah berdasarkan kesukaan kita. Pemikiran ini haruslah tidak ada di dalam umat orang Percaya.

Dimasa milenial ini kita banyak melihat denominasi gereja-gereja seperti layaknya “kafetaria” — bahwa sebuah gereja memiliki pilihan banyak menu, untuk bebas kita memilih, atau memilih sesuai kesukaan kita. Gereja yang setuju dengan keadaan sekuler kita, terhadap keyakinan, perasaan dan maupun prasangka, dan akan mengajarkan, “aku baik-baik saja, apakah Anda baik-baik saja?” hal ini telah tidak memperdulikan atau melihat kita lagi seperti apa kita kenyataannya di hari depan itu sendiri.

Denominasi akan selalu berpikir pemikiran iman yang sama, tetapi didalamnya kita bisa menambah atau mengurangi pengajaran (melalui sikap dan praktik), terlebih mencampurkan dengan berbagai ajaran kepercayaan lainnya, diangkat dari film-film sekuler, menjadi sebuah ajaran yang menarik baru.

Kejadian denominasi bisa saja terjadi di dalam umat/Imamat Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik ini, tetapi akan terlihat umat/Imamat ini telah menunjukan tidak berbedanya dengan gaya denominasi umumnya, biasanya akan mencoba memecahbelah didalam. Ketahuilah, Gereja yang Satu Kudus, Katolik dan Apostolik tidak bisa dipecah-pecah oleh manusia atau dunia ini, 2000 tahun sudah melalui berbagai cobaan yang ingin menghancurkannya. Ini digenapi di dalam doa-Nya Tuhan Yesus telah menjadikan Gereja itu satu dan tak terpisahkan dengan DiriNya. Tertulis di Yohanes 17:21. dan di Matius 16:18.

Ikon Gereja dan dunia yang meneror Gereja

Gereja adalah Sakral

Gereja adalah sakral maka kita pun bagian dari pada sesuatu yang sakral. Kita menjadi penyembah-penyembah Allah Bapa yang telah dipisahkan dari dunia ini dalam kehidupan rohani, dan kita pun diminta untuk keluar dari hidup kefasikan dunia ini. Kita dididik dan diajarkan tahu kemana kita berjalan, dan melihat Tuhan Yesus menjadi pemimpin kita berjalan yang di depan kita.

Bisa saja kita bagian daripada Gereja Kudus tetapi kita membenci separuh daripada anggota-anggotanya oleh karena pemahaman apa yang kita bangun berasal apa yang dipercaya dunia untuk kecurigaan dan ekspektasi. Tetapi Allah tidak menciptakan Gereja Kudus untuk kita kemudian membenci dunia ini, tetapi Gereja Kudus dibangun oleh karena Kasih-Nya kepada dunia ini, tujuannya Kasih-Nya terjangkau kepada setiap manusia (melalui manusia) agar mereka semua bisa mengecap kekudusan yang sama atau mengecap Dia yang satu, meskipun mereka masih harus tinggal di dalam dunia ini.

Gereja itu Kudus

Gereja menjadi sesuatu yang kudus karena Kristus adalah sumber pengudusan itu dan melalui rancanganNya agar kekudusan itu melingkupi Gereja, yaitu Sakramen.

Tuhan ada mengkhususkan (mentahbiskan) orang-orang tertentu dari dunia ini (Matius 16:18–19; Yohanes 20:21–23), dan mengubah mereka menjadi sakramen berjalan akan kasih pengorbanan-Nya. Seperti Uskup, Imam dan Diakon menjadi tanda lahiriah dari kekudusan gereja dan sarana efektif untuk menjaga kekudusan Gereja.

Gereja menggunakan material dunia kehidupan manusia untuk mengingatkan kita akan kekudusan kita bersama, seperti salib dan air suci, lilin dan dupa, membuat tanda salib dan membungkuk di depan altar. Gereja menciptakan lingkungan lahiriah untuk mengingatkan kita siapa kita, umat Allah yang kudus.

Gereja itu Katolik

Katolik berarti segalanya [“Kudus”], dan “Katolik” juga berarti diseluruh dunia (Universal), dan berarti yang sempurna di dunia. Tuhan Yesus sendiri yang menetapkan Gereja itu Katolik tahun 33 Masehi. Gereja yang Katolik berarti semua umat manusia harus mengenal Allah, termasuk diri kita, termasuk dunia kita, karena ada kasih karunia yang diberikan untuk kesehatan rohani kita dan keselamatan kita.

Kekatolikan Gereja tidak bergantung pada pemahaman atau wawasan kita, terlebih kekudusannya yang bergantung kepada kebaikan kita, maupun kesatuannya hanya sebatas kasih kita satu sama lain. Gereja itu sudah katolik; tugas kita adalah menjadi diri kita sendiri yang lebih melalui Katolik, sehingga kita bisa tahu ajaran sesat atau bidat yang berpotensi ada di dalam kita. Lawan dari Katolik bukanlah Protestan atau Pentakosta atau Injili atau Karismatik. Lawan kata dari katolik adalah bukan katolik.

Gereja mengkanonkan doktrin/dogma Katolik ketika bapa-bapa Gereja berkumpul di Nicea tahun 325, dikatakan St. Athanasius dari Alexandria, yaitu mereka yang tidak lagi mendasari ajarannya kepada “Tradisi Suci”, adalah bidat (heretik). Mungkin bukan sesuatu yang salah, karena mereka mengajar juga tentang firman Tuhan itu sendiri, tetapi jelas berbeda jalan imannya, karena bidat mengajar setengah kebenaran. Hal ini kita bisa saja menjadi bidat implisit, karena keterbatasan wawasan dan pemahaman dan mengajar tetapi tidak lah kebenaran sejati.

Atau, kita bisa menjadi bidat yang berbahaya, atau bidat eksplisit, ketika kita mengambil sebagian wawasan dan pemahaman pikiran kita, dan kemudian bertindak seolah-olah itulah kebenaran yang utuh. Bidat ini berbahaya ketika mereka berpura-pura menjadi katolik sejati, tetapi mereka bersaing satu sama lain untuk membenarkan kebenaran dari perspektifnya, daripada saling mencintai dan mengasihi sesama.

Lebih berbahaya bidat memamerkan diri mereka dengan berkata telah mengenal seluruh kebenaran, yang akhirnya menciptakan prasangka buruk kepada orang lain (menghakimi yang lain) yang berbeda dari diri mereka sendiri, dan disinilah perpecahan di tubuh orang Kristen yang percaya dimulai.

Contoh: Diakuinya sebagai Gereja yang Katolik dalam Gereja kenegaraan, seperti Gereja Yunani Ortodoks, Gereja Rusia Ortodoks, Gereja Anglikan, Gereja Roma, maupun Gereja Lutheran (mengarah ke Ortodoks hari ini). Juga ada yang bukan Gereja kenegaraan, seperti Gereja Koptik Ortodoks, Gereja Etiopia Ortodoks, Gereja Syria Ortodoks, Gereja Syria-Malankara India Ortodoks, semua Gereja-gereja ini adalah Katolik dengan ekspresi budaya yang berbeda.

Denominasi lain didasarkan pada doktrin tertentu atau ajaran beberapa orang tertentu seperti Metodis atau Wesleyan, Lutheran denominasi, Presbiterian, Baptis, Moravia, dll, awalnya mereka ikut serta dalam Kekatolikan Gereja, tetapi seiring waktu di dalam diri mereka sendiri tidak sepenuhnya Katolik karena menghilangkan sesuatu atau menambahkan sesuatu praktik iman, tidak lagi sama dengan Tradisi Gereja Universal.

Banyak yang menjadi putus asa karena adanya begitu banyak denominasi terkadang jatuh ke dalam kesalahan yang berlawanan yaitu universalisme. Ini adalah keyakinan bahwa ada sedikit katolik di setiap denominasi, bahwa gereja adalah sekelompok organisasi keagamaan yang eklektik, tidak ada yang mengklaim kebenaran mutlak. Pada akhirnya ini mengarah pada keyakinan yang salah bahwa tidak ada kebenaran mutlak, tetapi hanya banyak bentuk kebenaran yang berbeda. Semua orang benar, tidak peduli apa yang mereka yakini. Universalis percaya bahwa untuk menjadi Katolik sepenuhnya kita harus menggabungkan semua denominasi menjadi satu organisasi raksasa dan akhirnya memasukkan semua keyakinan agama lain juga. Ini mengarah pada jenis ekumenisme yang salah, upaya palsu untuk menyatukan gereja daripada menemukan dan menunjukkan kesatuan yang sudah dimilikinya.

Tugas kita adalah menemukan secara tepat, yang otentik, yang original, mengajarkan kebenaran tentang Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus sepenuhnya, sejatinya. Untuk melakukan ini kita harus mencari tahu mana yang sungguh Katolik, dan jika memungkinkan silahkan belajar dan bergabung. Ada suatu masa Gereja Roma Katolik mengklaim bahwa di antara semua denominasi itu adalah satu-satunya yang sepenuhnya Katolik hanyalah di Gereja Roma. Maka, selayaknya Anda ketika memilih harus dapat menemukan seluruh kebenaran, karena itu juga untuk semua orang.

Gereja itu Rasuli

Gereja itu Rasuli karena Tuhan Yesus yang telah menetapkan atau mentahbiskan melalui Rasul-rasul pertamaNya. Kita bisa lihat bagaimana pengajaran mereka, dan segala pengajaran mereka ini diakui sebagai tulisan Kudus, sebagia Kitab Suci, dan dijelaskan oleh murid-murid dan penerusnya yang adalah Uskup dan bapa-bapa Gereja lainnya di dalam perjalanan waktu.

Kerasulian Uskup ditetapkan karena mereka adalah penerus-penerus Rasul, yang melestarikan dan menjaga Kekatolikan Gereja, karena mereka telah menyatu dengan Gereja di dalam dunia ini, dan mereka membawa keluar kekudusan ini melalui sakramen yang dibagikan di Gereja-gereja dan komunitas-komunitas. Dan Gereja tetap menjaga keasliannya dan tidak merubah maupun mengubah. Semua ajaran tetap konsisten sama dengan apa yang diajarkan sejak awal. Hal ini dipercaya karena Roh Kudus membimbing gereja-Nya ke dalam semua kebenaran, dan membawa semua hal yang Dia ajarkan kepada para rasul-Nya untuk selalu diingat. Gereja itu tidak akan mengecewakan; karena Gereja “tidak dapat cacat”, Kristus tidak pernah cacat; sebaliknya jikalau gereja mengecewakan, berarti gereja itu cacat, pertanyaan, apakah Kristus cacat?

Gereja memiliki awal dan akan memiliki akhir. Itu dimulai 4.000 tahun yang lalu dengan panggilan Allah kepada Abraham, kemudian pendirian Israel sebagai sebuah bangsa/simbol Gereja. Gereja akan memiliki akhir, karena itu pemenuhannya, penyelesaiannya ketika kedatangan kedua Tuhan Yesus Kristus, ketika itu seluruh alam semesta menjadi sakramen Tubuh dan Darah-Nya.

Pohon Kehidupan Ortodoksi

Gereja mula-mula

Gereja didirikan oleh Tuhan Yesus tahun 33 Masehi, dan ditetapkan hari penyebaran pertamanya di hari Pentakosta. Ada 4 (empat) Gereja pertama hingga abad ke dua, yaitu:

  1. Gereja Roma
  2. Gereja Antiokhia
  3. Gereja Aleksandria (Koptik)
  4. Gereja Yerusalem

Ditahun 225, ketika Kaisar Konstantinopel berkuasa, didirikanlah Gereja Ekumenikal yang disebut Gereja Konstantinopel.

Kota-kota ini menjadi pusat tahta gambar Kerajaan Sorga di dunia, didalamnya ada orang-orang yang ditahbiskan untuk pelestarian dan menjaga Doktrin dan Dogma Gereja. Kota-kota ini menjadi tempat belajar para cendekiawan, dimana tahta-tahta Gereja ini dipimpin oleh Patriarkat. Seperti Gereja kami, Gereja Koptik Ortodoks, dibawah Patriark Tawadros II, Paus dan penerus tahta St. Markus ke 118.

Gereja itu Ortodoks

Dari dua kata dalam bahasa Yunani: kata ορθος diterjemahkan lurus, dan kata δοχας diterjemahkan ajaran.

Makna “lurus” disini yang dimaksudkan dari dasar Firman Tuhan di Matius 16:18. Gereja-Nya Yesus Kristus yang diteruskan sejak tahun 33 Masehi oleh Para Rasul dan dilanjutkan oleh bapa-bapa Gereja setelahnya disaat itu, tetap memiliki pengajaran yang hingga saat ini terlestarikan, dan terjaga.

Pengajaran masih sama seperti yang diajarkan oleh Para Rasul di abad ke-1, dan tidak akan pernah berubah. Dasar pengajaran sehingga jelas bukan dari interpretasi seorang pribadi (2 Petrus 1:20). Meskipun “Alam Maut/Dunia ini” tetap terus-menerus meneror Gereja dengan berbagai macam cara, baik pemusnahan melalui kemartiran, hingga heretik / AntiKristus, semuanya ini telah tertulis dalam sejarah, dan Gereja Orthodox tetap melaluinya setiap masa itu hingga saat ini, dan tidak pernah berubah.

--

--

Stefanos Ian

A servant Subdeacon Stefanos from the Coptic Orthodox Church Yogyakarta. I am a writer, scholar, & social worker.