Kredo Iman Rasuli Mentransformasi Perjalanan Spiritual Kristen

Stefanos Ian
10 min readJun 9, 2023

--

Apakah kita telah melihat hidup Kekristenan bahwa hari ini banyak sekali mereka dikelilingi rupa-rupa pengajaran.
Dari yang berkata: cukup berkata saya percaya Yesus saja sudah pasti diselamatkan tidak perlu mengucapkan kata-kata lain, atau, percaya saja dan lakukan apa yang kamu percayai, tidak perlu pengakuan lain, maupun banyaknya alasan-alasan lain yang menyebabkan pro dan kontra tentang iman Kristen dengan ranah perdebatan kami yang benar dan Anda yang salah. Kalau kita tarik mundur ke masa lampau ajaran tentang siapa Tuhan Yesus Kristus (Kristologis), menjadi pro dan kontra akan keilahianNya, keberadaanNya ketika di dunia apakah hanya Roh atau bermode ganti-ganti, dsb. Karena banyak pandangan teologis-teologis yang didasari pemikiran tafsir seseorang yang tidak pernah berakar.

Gereja yang Satu Kudus, Katolik dan Apostolik telah menghadapi dan melewati banyak rintangan dan tantangan ini, terlebih rupa-rupa pengajaran ini dengan puncaknya bersama-sama menetapkan Kredo.

Ilustrasi Konsili Ekumenis Nicea Tahun 325 Masehi

Ditetapkannya Kredo Iman Rasuli

Adalah hal penting mengenali mengapa Kredo Iman Rasuli ini ditetapkan.

Definisi: kredo adalah Pengakuan! Yaitu mengakui Iman Kristen seperti yang diimani oleh para Rasul Kudus dan murid-murid dari para Rasul Kudus, juga bapa-bapa Gereja yang Rasuli. Maka ditulis sebagai Pengakuan Iman Rasuli.

Gagasan ditetapkannya kredo memiliki satu tujuan, yaitu mengakui hanya ada Gereja yang Satu Kudus. Dalam Ibrani 8:2 dikatakan, “kemah sejati didirikan oleh Tuhan … bukan oleh manusia” dalam kredo ditetapkan sebagai Gereja yang Satu Kudus, Katolik dan Apostolik. Juga, didalamnya menegaskan esensi dasar Kekristenan yang adalah Trinitarian didalam Monoteisme! Kredo Pengakuan Iman Rasuli dalam Gereja Ortodoks menjadi bukti yang teruji selama hampir 1600 tahun lebih hingga masa kini terjaga dan terlestarikan sebagai dogma dasar. Pengakuan tetap setiap kita yang beriman Kristen atas pernyataan:

Akan hanya adanya Satu Allah (Allah itu esa)
Allah Tritunggal
Kristus adalah Allah
Doktrin Inkarnasi
Doktrin Penebusan/Keselamatan

Kredo Iman Rasuli Nicea menekankan tentang esensi Allah Bapa dan Kristus yang adalah Allah, juga dengan Gereja-Nya. Kemudian ditahun 381 Masehi, kredo yang telah ada ini diamandemenkan di Konsili Ekumenis di kota Konstantinopel dengan menambahkan penekanan adalah tentang “siapa Roh Kudus” yang masuk dalam Allah Tritunggal. Dan dalam konsili ini disetujui oleh 150 Uskup kala itu.

Tidak sampai disitu saja, bapa-bapa Gereja ditahun 431 Masehi kembali mengadakan konsili Ekumenis di kota Efesus, kredo Nicea-Konstantinopel di amandemen diberi penambahan “pendahuluan yang terdiri menjadi dua bagian” yang menegaskan tentang keperawanan suci selamanya bunda Maria yang adalah sang bunda Allah (Theotokos), yang melahirkan sang juruselamat. Kedua bagian itu adalah “Salam Santa Maria” dan “Pengantar Iman.”

Ketiga hasil konsili ekumenis ini telah menjadi Kredo Pengakuan Iman Rasuli orang Kristen sejak itu yang terlestarikan sampai hari ini. Tanpa adanya kredo sebagai pondasi umat Kristen Gereja akan terpecah-belah dengan beragam pandangan, dan ajaran-ajaran.

Kredo melawan kristen Heretiks / AntiKristus yang adalah Musuh Kekristenan

Di abad-abad awal ajaran dicampur-adukan dari pemikiran paganisme maupun yudaisme, maupun kebudayaan Yunani. Di abad-abad awal itu merekalah disebut heretiks atau antikristus yang berkembang.

Kredo dipakai untuk memerangi mereka yang mencoba mengakarkan ajaran heretik ke dalam Gereja yang Satu Kudus ini melalui umat-umat dipengaruhi Injil lain (Galatia 1:6). Mereka Anti-Trinitarian: seperti Arianisme, Apollinarianisme, Sabelianisme, Modalisme, Makedoniaisme (juga disebut Pneumatomachianisme), Manicheanisme, Eutycianisme, Nestorianisme maupun Chiliasme, maupun yang pengetahuannya saja dipakai hingga masa kini oleh ajaran-ajaran lain terlebih juga mengatakan sebagai gereja atau umat Allah atau pengikut Kristus, tetapi penuh perspektif yang berbeda-beda tentangNya didalamnya.

Dalam perjalanan waktu akan tetap ada heretiks atau antikristus ini, karena orang-orang dalam kejahatan dihatinya (antikristus) akan berusaha membuat pandangan dan cara baru berdasarkan teologis kesukaan mereka, mereka berjualan Kristus (Matius 24, Lukas 17) disesuaikan pada ajaran-ajaran mereka penuh daya tarik dan mukjizat. Juga sudah ditemukan ada yang memodifikasi tulisan-tulisan kredo yang ada menjadi layaknya kredo asli produksi Konsili Nicea tahun 325 Masehi, ini dibuat mereka demi membiaskan kredo Iman Rasuli yang pernah ada sebagai tanda penolakan mereka kepada Gereja yang Satu Kudus Katolik dan Apostolik, dan ini menjadi peninggalan salah satu heretik masa lampau yang masih ada hingga hari ini, mereka pun mengakui punya pengakuan iman rasuli Nicea 325 Masehi versi mereka. Jika dengan percaya saja maka dampaknya bisa meliberalisasikan Kristen menjadi semuanya sama saja dimana-mana, itu baik gereja tanpa pengakuan maupun yang menggunakannya. Akhirnya keluar pernyataan banyak jalan menuju surga.

Menelusuri Keaslian Kredo

Penting juga kita harus bisa telusuri kebenaran kredo melalui dokumentasi sejarah dan melihat catatan kredo iman rasuli yang orisinilnya yang dipakai oleh Gereja secara jelas, hingga terlihat kebenaran sejati hidup iman Kekristenan seharusnya dari ketetapan itu.

Bapa-bapa Gereja tidak asal menulis menetapkan Kredo Iman Rasuli ini, tetapi dari pengalaman sebuah perjalanan hidup mereka yang sama. Juga Roh Kudus mengilhami mereka untuk yakin bahwa kredo ini adalah pondasi yang akan mengukuhkan dan mentransformasi kehidupan Kristen.

Kredo adalah sebuah pernyataan percaya tercatat sejak jaman Perjanjian Baru.

Kredo sendiri didasari firman Allah yang bisa kita temukan pernyataan sederhananya di surat-surat Rasul Paulus di Perjanjian Baru seperti Efesus 5:14; I Timotius 3:16; II Timotius 2:11–13. Yang kemudian hari ketika adanya Konsili Ekumenis di kota Nicea tahun 325 Masehi kredo dirangkakan teologisnya oleh seorang diaken bernama St. Athanasius (yang kemudian menjadi Pope & Patriark Tahta Alexandria ke 20 — atau Gereja Ortodoks Koptik), apa yang dirangkakannya ini disetujui oleh 318 Uskup dari seluruh Gereja di dunia, dan yang hasilnya ini diadopsi oleh seluruh Gereja yang Satu Kudus kala itu.

Akademisi teologian sejak dulu juga mempercayai bahwa Kredo Pengakuan Iman Rasuli yang ditetapkan dalam Konsili Ekumenis Nicea didasarkan daripada kebiasaan orang Kristen mengucapkannya dalam proses sakramen baptisan di Palestina (menjadi sebutan Pengakuan Iman), sementara ada cendikiawan yang lain menganggap dan diyakini asalnya dari Antiokhia, atau yang disebut juga sebagai “Syrian Creed.”

Kredo Merupakan Simbol Iman Yang Satu Dan Absolut

Maka dengan penjelasan diatas, kredo ini menjadi sarana sangat penting dan esensi, untuk penyatuan iman percaya umat Kristen diseluruh dunia dengan adanya satu rangka yang sama meskipun Gereja bertumbuh dalam keragaman budaya dan sosial diseluruh dunia.

Jika Gereja dan orang Kristen tidak memiliki satu iman maka setiap orang bisa mengartikan “iman” dengan pandangannya sendiri serta tujuan maupun keinginannya.

Misalkan dalam kepercayaan tetangga sebelah pernah terjadi kejadian yang mengejutkan di 9/11 tahun 2001, kita semua tahu keyakinan mereka telah membuat puluhan ribu korban jiwa. Sekelompok daripada mereka ada orang yang mengimani sesuatunya ekstrim, perbuatan mereka dengan jelas telah menempatkan arti “iman” dengan tafsir yang salah dibenarkan oleh mereka, sehingga apa yang mereka yakini dengan sengaja membuat kebenaran dalam versi mereka.

Jika kebenaran seperti yang dipakai dalam keyakinan mereka hanyalah kebenaran relatif, karena hanya berlaku kepada kehidupan mereka sifatnya sesaat, tetapi dampaknya ini berpengaruh kepada manusia-manusia lain disekitarnya jika ada yang tidak sama pahamnya bisa berbahaya dan mengancam kehidupannya.

Perlu kita garis bawahi sesuatu penting disini, “kita tidak boleh menempatkan iman dalam Kekristenan sebagai kebenaran relatif!” Dikatakan Fr. Anthony Messeh (Gereja Ortodoks Koptik) dalam pengajarannya tentang Kredo Iman Rasuli: “kebenaran adalah absolut” maka kita harus tahu, “yang merupakan sumber akar kebenaran adalah kebenaran itu sendiri”.

Firman Allah kita mengenal kebenaran itu absolut, yaitu tentang Kristus. Tuhan kita sang Kristus sumber kebenaran itu. Dia telah berkata dalam firmanNya, “Akulah Jalan, ‘Kebenaran’ dan Hidup” (Yohanes 14:6).
Mengakui kebenaran absolut itu pun bukan “apa” tetapi “siapa!” maka dari itu mengakui kredo Pengakuan Iman Percaya pun kita tidak boleh terlepas dari adanya sakramen (misteri) daripada Gereja karena hanya melalui sakramen Gereja itulah kita bisa mengenali pekerjaan Roh Kudus yang menyatukan, kita bisa mengakui Tuhan kita Yesus Kristus adalah Anak Allah, yang sama seperti dilakukan para Rasul, hingga bapa-bapa Gereja Rasuli dan penerusnya sampai hari ini.

Mari saya mudahkan memahami arti kredo dengan menganalogikan arti iman dengan sederhana dari kehidupan sehari-hari:

Apapun yang kita lakukan pastilah didasari apa yang kita pikirkan awalnya dan diyakini, seperti jika kita ingin mengubah usaha kita pastilah kita haruslah sepenuh yakin [dengan iman/pikiran kita] kepada segala langkah yang kita sedang usahakan atau akan diusahakan. Atau contoh lain, ingin perubahan perilaku hidup, kita yang ingin bisa terlihat lebih baik, pastilah ada dasar keyakinan dari dirinya bahwa kita akan mampu membuat perubahan itu dan pada suatu titik waktu melalui langkah yang kita tetapkan bisa mewujudkan apa yang kita ekspektasikan.
Kesuksesan yang nyata dalam seiring waktu tidak saja hanya sebatas kita seorang diri, tetapi kita akan melihat pengikut dari apa yang kita usahakan atau kita yang membuat perubahan itu, jelas yang menjadi tolak ukur adalah orang pertama yang melakukannya. Maka dari itulah fungsi kredo atau pengakuan iman, dan langkah yang pernah dibuat itu harus sama seiring waktu dan tidak boleh dikurangi atau ditambah-tambahi sesuka hati oleh pengikut berikutnya. Jika kita meliberalisasikan cara masing-masing saja tanpa adanya pondasi yang sama, yang jelas ekspektasi dan langkah sering tidak tercapai karena keteladanan itu jelas akan ada berubah dan berbeda, berbeda dengan apa yang kita imani.

Maka adanya kredo adalah sarana ketetapan yang penting sekali untuk menunjukan siapa kita sebagai orang Kristen sejati, kredo menjelaskan kebenaran absolut. Kita sebagai orang Kristen akan terlihat didalam ruang waktu ini menjadi satu dalam kesatuannya didalam Kristus, seperti yang dikatakan St Paulus, “berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan” (Efesus 4:1–5). Atau apakah sebaliknya umat Kristen akan terlihat perbedaannya dalam hal ini terpecah-pecah?

Melalui adanya kredo ini menjadi sebuah persenjataan hidup kita, itulah alasannya kita harus berpegang. Sebagai penegasan bahwa bukan dengan berkata sudah percaya saja kita sebagai orang Kristen, tetapi apakah tahu sungguh apa yang sedang kita percayai? Benarkah langkah percaya kita itu? Benar yang adalah benar? Apakah yang kita percayai itu di ujung perjalanan keyakinan bisa kita pertanggungjawabkan? Atau tanpa disadari oleh kita ternyata sedang menolak Dia karena sesuatu yang telah ditetapkanNya dalam kehidupan orang-orang Kristen sejak pada mulanya yang melestarikan simbol iman itu akhirnya terlihat tidak terlihat sama atau berbeda.

Sejak abad-abad awal, kredo telah dikumandangkan selalu oleh umat Gereja Kristen Ortodoks, tujuannya agar menjadi pembeda dengan Gereja yang mengaku Kristen tapi heretik. Tapi kewaspadaan tetap harus ada sebagai umat hingga hari ini, Tuhan Yesus selalu berkata “berjaga-jagalah!” Kredo Nicea-Konstantinopel ditahun 325, 381 Masehi bisa saja telah diubah oleh kalangan, yang tanpa disadari mereka adalah gereja-gereja heretik.
Seperti hasil konsili tahun 431 yang telah ditolak oleh para teologian barat di abad ke 15-16.

Hari ini bisa saja tulisan Iman Rasuli itu menyerupai, tetapi telah berbeda daripada tulisan aslinya. Buktinya banyak gereja-gereja heretik di abad awal mereka tidak mengerti menjabarkan mengapa kredo itu dituliskan tetapi hari ini mengaku-ngaku gereja rasuli, mereka menggunakan kredo Nicea, tetapi hanya sebagai pelengkap, mereka tidak pernah memahaminya, maka bisa saja mereka adalah heretik itu yang sedang menyamar. Waspadalah! St. Paulus memperingatkan setiap Gereja, “Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang” (2 Korintus 11:13–14).

[Jika Anda datang ke Gereja Ortodoks, Anda akan dibimbing oleh pelayan-pelayannya, dijelaskan mengapa dan apa tujuan dituliskannya Kredo Pengakuan Iman Rasuli ini.]

Kredo Pengakuan Iman Rasuli, pernyataan yang panjang, terdiri dari empat bagian:

(1) Sungguh kami percaya akan Allah yang Esa, sang Bapa, Pantokrator, pencipta langit dan bumi, dan segala sesuatu yang kelihatan dan tidak kelihatan;

(2) Kami percaya kepada Tuhan yang Esa, Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal. yang lahir dari sang Bapa sebelum segala masa. Terang dari Terang, Allah sejati dari Allah sejati. Ia dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan sang Bapa; dalam Wujud-Nya, yang oleh-Nya segala sesuatu diciptakan. Dan demi kita manusia dan demi keselamatan kita, turun dari surga dan menjelma oleh Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia. Ia disalibkan untuk kita pada zaman Pontius Pilatus, menderita sampai wafat dan dimakamkan dan bangkit pada hari ketiga sesuai dengan Alkitab, lalu naik ke surga, duduk disebelah kanan Bapa-Nya, dan Ia akan kembali dalam kemuliaan-Nya untuk mengadili orang yang hidup dan yang mati, dan Kerajaan-Nya kekal tidak berakhir.

(3) Ya, kami percaya, akan Roh Kudus; Tuhan yang menghidupkan; Ia keluar dari sang Bapa, dan bersama sang Bapa dan sang Putra disembah dan dimuliakan, yang bersabda dengan perantaraan para nabi.

(4) Kami percaya kepada Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik. Kami mengakui satu baptisan untuk pengampunan dosa. Kami menantikan kebangkitan orang mati dan kehidupan di masa yang akan datang. Amin.

(Sumber: Kredo Iman Rasuli Nicea — Konstantinopel)

Keempat bagian kredo ini memberikan pernyataan yang menjelaskan sebuah keyakinan dasar tentang Allah, dunia dan kemanusiaan. Merupakan juga kaidah iman: kredo (atau syahadat dalam bahasa Arab) adalah norma dan nota kesepemahaman dalam umat Kristen. Kredo berfungsi mengatur iman dengan memberikan definisi iman yang jelas, meskipun demikian tidak akan mengubah makna inti kehidupan praktik Kekristenan itu sendiri sejak pada mulanya.

Juga melalui kredo, umat Kristen akan melihat relevansi dalam mengartikulasikan kepercayaan Kristen itu sendiri, yaitu tentang Allah dan Gereja; Dengan pengakuan iman ini kita akan melihat Allah sedang termanifestasi di dalam dunia ini melalui kehidupan kita.

Mengapa iman diletakkan dalam bentuk kredo? [1]

A. Untuk membela iman
B. Menyatakan iman
C. Untuk mengajarkan iman

Hal ini demi menjelaskan pernyataan logis, agar tidak menjadi perdebatan. Dengan mengucapkan kredo pengakuan iman yang begitu sering (berulang kali) di dalam peribadahaan Gereja, karena kita sedang:

A. Mengakui, di hadapan Allah dan manusia bahwa kami secara ketat menganut kepercayaan Kristen kami.
B. Karena ketika kita mengulang kredo, kita sedang mengulangi ayat-ayat dari Alkitab, oleh karena semua frasa kredo berasal langsung dari Alkitab.
C. Untuk mengingat bapa-bapa Gereja kami, karena mereka telah menanggung semua rasa sakit dan penderitaan untuk menjaga iman bagi kami

Inilah mengapa kita harus tahu bahwa iman kita itu sangatlah berharga menjadi sebuah hal yang penting dan saling terkait baik hal-hal di masa lampau dan dimasa yang mendatang.

Mendukung pernyataan Youssef, C. (2002) dalam artikelnya Kredo Ortodoks dalam hidup kita:

oleh karena telah diberikan kepada kita hingga masa kini, maka iman itu menjadi sebuah tanggungjawab kita terhadap Gereja kita, terhadap bapa-bapa kita, terhadap mereka yang telah menderita dengan memelihara iman; maka kita pun perlu mewariskan iman yang telah kita terima dari bapa-bapa kita ini kepada anak-anak kita, dan generasi selanjunya. Tanggung jawab yang terpenting adalah kepada Allah, karena jika kita membela dan menyatakan iman yang benar menjadi sebuah persembahan harum bagi-Nya.

Terlebih kita sebagai bagian dari Gereja Ortodoks Koptik, kredo iman rasuli ini haruslah bukan lagi sekedar kata-kata hafalan, sesungguhnya kita harus paham mengapa kita mengucapkannya baik dalam doa-doa harian maupun dalam Liturgi Suci. Dengan demikian kita akhirnya bisa mencintai pernyataan ini dan memberi kesempatan kita menghidupinya.

Referensi:

[1] Youssef, C. (2002, November). The Orthodox Creed in our Lives. Sunday School Lesson for Servant. Mighty Arrows Magazine. Retrieve from https://www.suscopts.org/mightyarrows/vol2_no4/creed.pdf

Sumber Informasi:

  • Gereja Ortodoks Koptik

--

--

Stefanos Ian
Stefanos Ian

Written by Stefanos Ian

A servant Subdeacon Stefanos from the Coptic Orthodox Church Yogyakarta. I am a writer, scholar, & social worker.