Member-only story
Kremasi Orang Meninggal Bukan Ajaran Kekristenan Sejati
Siapakah yang dapat mengeluarkan jiwa dari rasa sakitnya ketika ia terbakar dalam api, dan melepaskannya dari siksaan yang pahit? (Abba Theophilus)
Pembukaan
Kematian manusia adalah konsekuensi, dan keterpisahan adalah bukan kutukan ataupun hukuman Allah. Manusia selalu diberi kesempatan untuk bertobat, bagaimanapun natur dosa merusak manusia, membuat manusia tidak mampu untuk menyelesaikan permasalahannya. Kematian merupakan pemisahan tubuh dari roh. Tubuh kembali ke bumi dan roh kembali kepada Bapa (Pengkotbah 12:7).
Saat waktu-waktu ini semakin banyak pihak mengusulkan praktik kremasi di tengah-tengah kehidupan Kekristenan mengingat bahwa kremasi adalah cara yang lebih murah untuk membuang jenazah daripada praktik penguburan yang semakin mahal. Terlebih juga banyak orang Kristen Barat sekarang mengizinkan praktik kremasi, (didasari penafsiran secara pribadi ajaran Kitab Suci). Bagi mereka tidak ada hubungannya dengan paganisme atau Gnostisisme untuk melakukan kremasi tubuh, karena alasannya bagi mereka, Allah adalah Mahapencipta, Mahakuasa dan bisa mengembalikan atau mampu mengubah abu menjadi tulang dan tubuh itu kembali.
Data menunjukan tentang Kremasi — pembakaran tubuh setelah kematian — telah menjadi sangat populer selama beberapa dekade terakhir. Pada tahun 2015, tingkat kremasi di Amerika Serikat (48%) sebenarnya melampaui penguburan (45%). Dan diperkirakan pada tahun 2030, Asosiasi Direktur Pemakaman Nasional memperkirakan…