Tujuh Kebiasaan “Manusia Ilahi” Yang Sangat Efektif
Hawa nafsu dimanjakan akan menjadi kebiasaan (habit), dan kebiasaan yang tidak dilawan menjadi kemestian.
(St. Agustinus)
Mengutip pengajaran dari Tujuh Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif (Free Press, 1989) oleh Stephen R. Covey, dan ini menjadi sangat populer di kalangan orang-orang yang sukses membuat dampak di berbagai bidang mereka berbagi serangkaian sifat dan kebiasaan karakter tertentu yang dianalisis dan diringkas dalam tujuh kategori, tetapi dalam hal ini kita mengembalikan dasar kehidupannya dari Kekristenan (yang Ortodoks secara khusus) atau bukan saja sebagai umat Gereja tetapi kita menjadi manusia ilahi oleh karena kita mengenakan Kristus sehingga keteladanan kita sepanjang hidup harus mencerminkanNya (Galatia 3:27; 2 Korintus 3:18).
Dasar kebiasaan kita orang Kristen bukan apa yang dikembangkan dari dirinya sendiri, tetapi habit kita harus berbuah dan bertumbuh di dalam cinta kasih yang telah diteladankan Tuhan Yesus Kristus, karena kita pribadi yang adalah gambar Allah. Komentari Kidung Agung oleh St. Gregory dari Nyssa bapa Gereja Kapadokia dalam telah memberitahukan kita oleh karena manusia kita telah mengalami kejatuhan membuat kita tidak mengingat lagi sebuah kebiasaan ilahi, untuk itulah mengapa kita harus memulihkan habit kita dari yang selama ini berkembang didasari hawa nafsu kemanusiaan yang telah berdosa, dengan memiliki kebiasaan kasih yang bersumber daripada Allah itu, dan menjadikan kita manusia-manusia ilahi (manusia-manusia kristus) yang terlihat seperti sang Anak Allah.
Fokus kita berubah, tidak berpatok mengejar akan kebutuhan jasmaniah saja (ingat Doa Bapa kami: Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya: hal ini kita belajar mencukupkan kebutuhan selama di dunia ini), sesungguhnya bagaimana kita mengenal yang lebih utama dan yang terutama, yaitu hidup kita sedang berjalan kepada hidup yang kekal kelak (hanya ada dua jalan kekal di akhir kehidupan kita di dunia ini: firdaus atau hades; maupun setelah penghakiman Kristus: kerajaan sorga atau neraka).
Tujuh Kebiasaan “Manusia Ilahi” Yang Sangat Efektif:
- Proaktif: dalam pekerjaan keselamatan di Gereja: Sakramen (Filipi 2:12–13; Ibrani 10:25)
- Mulai dari paling akhir: Berfokus hanya kepada janji Kristus dan akan hidup kekalNya (Yohanes 3:15; 6:47,56) dan menjaga kekudusan, serta menjauhkan diri dari kehidupan dosa (hidup dalam pertobatan).
- Mengutamakan: Hidup dalam ketaatan dan kerendahan hati dalam wujud mengasihi Allah dan Sesama (Matius 22:37–40)
- Berpikir menang: Allah adalah tempat keselamatan, kemenangan, perlindungan dan kemuliaan bagi kehidupan kita (Mazmur)
- Memahami/Dipahami: Jika kamu mengenal Kristus maka kamu mengenal Bapa, dan Allah Tritunggal akan menyatukan kita masuk ke dalam kehidupanNya (Yohanes 10; 14:7; 17:21)
- Mensinergikan: Kembangkan anugerah talenta dalam kasih untuk sesama manusia sehingga saling mencukupkan, menolong, dan membantu (Matius 25:14–29; 2Kor 8:14)
- Mengasah: baca Kitab Suci, berdoa, berpuasa, memuji NamaNya (Mazmur 8:3)
Setiap orang yang mengaku Kristen harus memperhatikan, kita di dalam Ortodoks menjalani pertumbuhan ini dan semakin disempurnakannya oleh karena pekerjaan Roh Kudus di dalam kita, ketika kita mendengarkanNya, oleh Dia yang bersama-sama dengan kita akan:
- Mendidik dan melatih mengevaluasi kehidupan kita pribadi lepas pribadi (Amsal 4:23)
- Melatih diri menumbuhkan standard kekudusan (Mazmur 141:3) dan ini adalah sebuah perjuangan agar dapat melayani pekerjaan Kristus didunia ini dengan benar dan sesuai keteladanan yang telah diwariskan,
- Yang terutama ketika kita menerima ini membawa pertumbuhan kepada kedewasaan kita (sikap dan perilaku) dan berbuah dari pengetahuan itu dan komitmen kita sampai akhir waktu (Markus 13:33).